Sabtu, 01 Mei 2010

Stop Konsumsi Narkoba sekarang juga !!!!!!



Tema yang di ambil dari iklan layanan masyarakat di atas adalah 'kepedulian terhadap pengguna Narkoba'...
Sengaja di bikin karna kemaren ane dapet tugas kuliah bikin iklan cetak yang berupa iklan produk/iklan PSA (PSA biasa disebut juga iklan layanan masyarakat)...
tapi yang ane ambil iklan PSA nya aja....
soalnya masih banyak banget anak bangsa yang sampe sekarang masih aja demen temenan sama Narkoba....
mungkin ini salah satu aksi ane dalam rangka ikut peduli terhadap pengguna narkoba di indonesia...(aksi apa'an??..kalo kagak ada tugas bikin iklan, kagak bakal juga bikin beginian)hehehehe, diem diem aje donk...
bayangin aja, jumlah pemakai narkoba di negara ini makin meningkat...
ya kurang lebih sekitar 3,2 juta jiwa lah...(banyak aje)
edan gak tuh???...
ada berita yang ane kutip dari okezone nih..
nih artikel beritanya.......
"Sekitar 15 ribu orang Indonesia setiap tahun meninggal akibat mengkonsumsi berbagai obat-obatan yang tergolong Narkoba.

Data BNN juga menyebutkan, saat ini sebanyak 3,2 juta penduduk menjadi penyalahguna narkoba, termasuk 800 orang di antaranya kini terpaksa dirawat di sejumlah panti di dalam dan luar negeri.

Dari para korban itu sebanyak 6,9% adalah kelompok pemakai secara teratur dan 31% pecandu (dengan proporsilaki-laki 79%, sisanya 21% adalah kaum wanita). Sedang praktik penyalahgunaan pemakaian relatif kecil yakni 1,5% dari populasi yang terdeteksi BNN.

Rincian kelompok pemakai secara teratur untuk ganja sebesar 71%, heroin/putaw (62%), shabu-shabu (57%), ekstasi (34%) dan obat penenang (25%).

"Angka ini sangat menghawatirkan. Karenanya kami minta adanya peranserta masyarakat dan para orang tua untuk mendidik putra-putrinya agar tidak terlibat narkoba. Karena Narkoba merusak masa depan bangsa dan negara," kata Sutanto.

Dia mengakui pihaknya masih kesulitan untuk memutus mata rantai sindikat perdagangan gelap narkoba di Indonesia karena pasar di dalam negeri termasuk negara asing lainnya seperti Irak, Iran dan sejumlah negara arab lainnya telah keranjingan bisnis narkoba.

"KIta kesulitan memberantas perdagangan narkoba selama pasar di dalam negeri masih menjanjikan. Saya akui bisnis narkoba ini sangat menggiurkan," katanya.

Terkait suburnya pasar narkoba di dalam negeri kata Sutanto, BNN saat ini membuat strategi pencegahan peredaran narkoba dengan mendorong serta menggugah kesadaran masyarakat. Ini dilakukan untuk mencegah bertambahnya jumlah korban, mengingat akhir-akhir ini jumlah korban dari kalangan pelajar dan mahasiswa serta anak usia di bawah umur semakin bertambah.

Karena itu, Sutanto menyarankan supaya Pemda-pemda di Indonesia juga mendirikan Badan Narkoba di tingkat Pemda-pemda yang dibiayai oleh pemda setempat. Dengan demikian "motto pencegahan dini lebih baik daripada mengobati" dapat tercapai."

ngeri gak tuh bacanya...
baru di Indonesia aja udah 15ribu nyawa melayang tiap tahun gara gara narkoba...(ga ape ape juga sih, itung itung ngurangin populasi penduduk indonesia..hahahaha)
huuuss, sembarangan aja...
parahnye lagi, sekitar 60% dari 800ribu orang yang di rehabilitasi udah terinveksi virus HIV/AIDS.
ngeriiiiiiiii........
ya pokoknye jauh jauh dah dari narkoba..
bagi para pemake n pengedar, udahlah jangan diterusin....
Stop dari sekarang, mumpung masih dikasi waktu buat tobat...
katanya 2012 mo kiamat lho...(percaya??..ane mah ngga)
tobat buru buru bro....
buat yang udah tewas gara gara narkoba, ya semoga arwahnya diterima di sisi NYA ya...(amien)

Soekarno, Presiden dengan 26 Gelar Honoris Causa


Ada saja alasan mengapa Sukarno harus gemar membaca. Ada saja alasan mengapa Sukarno harus rajin belajar. Dan… ada saja cara Sukarno untuk belajar cepat mengenai segala sesuatu hal.

Didorong ego yang meluap-luap untuk bisa bersaing dengan siswa-siswa bule, Bung Karno sangat tekun membaca, dan sangat serius belajar. Di HBS Surabaya misalnya, dari 300 murid yang ada, hanya 20 murid saja yang pribumi. Satu di antaranya adalah Sukarno. Sekalipun sulit menarik simpati teman-teman sekelas yang keturunan penjajah, setidaknya ada satu dua guru,yang menaruh rasa sayang kepadanya.

Dari simpati gurunya, tak jarang, ia mendapat fasilitas lebih untuk bisa ‘mengacak-acak’ perpustakaan dan membaca segala buku, baik yang ia gemari maupun yang tidak ia sukai. Lantas, manakala problem berbahasa Belanda menghambat rasa haus ilmunya, ia pun sudah punya jalan pintas: Merayu noni Belanda sebagai pacarnya. Berpacaran dengan noni Belanda, adalah cara praktis lekas mahir berbahasa Belanda. Mien Hessels, adalah salah satu pacar Bung Karno yang berkebangsaan Belanda.

Usia belum genap 16 tahun, Bung Karno sudah membaca karya besar orang-orang besar dunia. Di antaranya, ia mengagumi Thomas Jefferson dengan Declaration of Independence yang ditulis tahun 1776. Sukarno muda, juga mengkaji gagasan-gagasan George Washington, Paul Revere, hingga Abraham Lincoln.

Tokoh pemikir bangsa lain, seperti Gladstone, Sidney dan Beatrice Webb juga dipelajarinya. Ia mempelajari Gerakan Buruh Inggris dari tokoh-tokoh tadi. Tokoh Italia? Ia sudah bersentuhan dengan karya Mazzini, Cavour, dan Garibaldi. Tidak berhenti di situ, Sukarno bahkan sudah menelan habis ajaran Karl Marx, Friedrich Engels, dan Lenin. Semua tokoh besar tadi, menginspirasi Sukarno muda.

Penelusuran Bung Karno terhadap karya besar orang besar, tidak pernah berhenti. Alhasil, pernah dalam suatu ketika, saya mendapat copy dokumen barang-barang milik Bung Karno di Istana Negara, yang diinventarisasi oleh aparat negara, sesaat setelah ia digulingkan. Dari ribuan item yang saya cermati, hampir 70 persennya buku. Sisanya: pakaian, lukisan, mata uang receh, satu potong bra dan satu helai sapu tangan wanita…. Ya, harta Bung Karno terbesar memang buku.

Episode kehidupannya yang lain, mengisahkan betapa dalam setiap pengasingan dirinya, baik dari Jakarta ke Ende, dari Ende ke Bengkulu, maupun dari Bengkulu kembali ke Jakarta, bagian terbesar dari barang-barang bawaannya adalah buku. Semua itu, belum termasuk yang dirampas dan dimusnahkan penguasa penjajah.

Apa muara dari kisah ini? Sejatinya hanya untuk memperteguh judul di atas: Presiden dengan 26 Gelar Doktor Honoris Causa. Ya, itulah Sukarno, Presiden Republik Indonesia yang pertama. Itulah jumlah gelar doktor yang ia terima dari seluruh penjuru dunia, 26 gelar doktor HC, rinciannya, 19 dari luar negeri, 7 dari dalam negeri.

Yang pertama kali memberi gelar doktor kepada Bung Karno bukan perguruan tinggi Indonesia, melainkan Filipina: Far Eastern University, Manila. Sedangkan perguruan tinggi Indonesia pertama yang memberinya gelar doktor HC adalah Universias Gadjah Mada Yogyakarta pada 19 September 1951.

Adapun yang tercatat pertama kali memberinya gelar doktor HC di bidang Ilmu Pengetahuan Teknik adalah Universitas Berlin, pada 23 Juni 1956. Dalam bidang yang sama, disusul Universitas Budapest pada 17 April 1960, selanjutnya barulah almamaternya, ITB pada 13 September 1962.

Catatan menyebutkan pula, Universitas Islam pertama yang menganugerahkan gelar doktor HC buat Bung Karno adalah Universitas Al Azhar, Kairo pada 24 April 1960 dalam ilmu Filsafat. Kemudian, IAIN Jakarta dalam Ushuludin Jurusan Dakwah pada 2 Deember 1963, disusul Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk Falsafah Ilmu Tauhid pada 1 Agustus 1965.

Negara-negara asal perguruan tinggi yang menganugerahkan gelar Doktor HC berturut-turut adalah Filipina, Amerika Serikat, Kanada, Jerman Barat, Uni Soviet, Yugoslavia, Cekoslovakia, Turki, Polandia, Brazil, Bulgaria, Rumania, Hongaria, RPA, Bolivia, Kamboja, dan Korea Utara.

Adapun perguruan tinggi nasional yang memberikan gelar Doktor HC buat Bung Karno adalah: 1). Universitas Gadjah Mada (19 September 1951) dalam Ilmu Hukum; 2). ITB (13 September 1962) dalam Ilmu Teknik; 3). Universitas Indonesia (2 Februari 1963) dalam Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan; 4). Universitas Hasanuddin (25 April 1963) dalam Imu Hukum; 5). IAIN Jakarta (2 Desember 1963) dalam Ushuludin jurusan Dakwah; 6). Universitas Padjadjaran (23 Desember 1964) dalam Ilmu Sejarah; 7). Universitas Muhammadiyah (1 Agustus 1965) dalam Falsafah Ilmu Tauhid.

Sependek pengetahuan saya, Sukarno-lah presiden yang menerima gelar Doktor Honoris Causa terbanyak. Bukan hanya terbanyak, melainkan dari ragam ilmu yang beragam, mulai dari ilmu teknik, sosial kemasyarakatan, hukum, filsafat, agama, dll. Itu adalah satu sisi kehidupan Bung Karno, dari ribuan sisi yang dimilikinya.

sumber: http://jelajahunik.blogspot.com/2010/04/soekarno-presiden-dengan-26-gelar.html

Bukti adanya Siksa kubur

Foto ini adalah seorang pemuda berusia 18 tahun yang meninggal di salah satu rumah sakit di Oman. Mayat pemuda tersebut digali kembali dari kuburnya setelah 3 jam di makamkan yang di saksikan oleh ayahnya. Pemuda tersebut meninggal dirumah sakit dan setelah di mandikan di makamkan secara islam di hari itu juga.



Tetapi setelah pemakaman ayahnya merasa ragu atas diagnosa dokter dan menginginkan untuk di identifikasi kebenaran penyebab kematiannya. Seluruh kerabat dan teman-temannya begitu terkejut saat mereka melihat kondisi mayat. Mayat tersebut begitu berbeda dalam 3 jam. Dia berubah tampak ke abu-abuan seperti orang yang sudah tua.



Dengan tampak jelas bekas siksaan dan pukulan yang amat keras dan dengan tulang-tulang kaki dan tangan yang hancur begitu juga ujung-ujungnya sehingga menekan kebadannya.


Seluruh badan dan mukanya memar. Matanya yang terbuka memperlihatkan ketakutan, kesakitan dan keputus-asaan. Darah yang begitu jelas menandakan bahwa pemuda tersebut sedang mendapatkan siksaan yang amat berat.

Sumber : http://www.ngobrolaja.com/showthread.php?p=493505#post493505